Sabtu, 21 Januari 2012

Surat Untuk Kakak

Dear, Adhika Yoga Gama.

Sudah lima tahun kita tak bertatap muka, waktu yang cukup lama untuk tidak melihat raut wajahmu yang selalu ceria seolah tanpa beban. 

Kakak baik-baik kan di sana?

Oh iya, selamat ulang tahun yang ke 30 di tanggal 22 Januari 2012 ini.

Kakak ingin kado apa sekarang? Aku sudah bisa membelikan kado apapun yg kakak minta, bilang aja kak.

Kakak ingin aku ke sana? iya kak, aku ingin kesana. Memeluk kakak seerat-eratnya, meneteskan air mata di bahu kakak. lalu aku teriak AKU SAYANG KAKAK!!

Kak, sekarang Mama selalu sendirian di rumah, tak ada teman ngobrol untuk menghabiskan waktu sore hari sambil menikmati teh di cangkirnya. Kakak kita, Mas Radip. sudah sibuk menjalani tugasnya sebagai suami. Adikmu, Mbak Risti. Dia sedang sibuk mentiti karirnya. Dan aku, sekarang di Bali. Tempat yang selalu ingin jadi tujuan kakak saat liburan.

Kita ber-empat sudah jarang berkumpul dalam satu atap. Kakak bisa bayangkan kan, bagaimana sepinya rumah itu? Rumah gedung yang dulu sering kita banggakan.

Itu saja yang ingin aku ceritakan ke kakak.

Kalau ada waktu bertemu, aku akan meceritakan semua perjalanan hidup yang sudah ku tempuh selama lima tahun ini ke kakak. hiruk pikuk kesedihan dan manisnya keceriaan ini.

Terima kasih kak, aku bisa nulis ini karena kakak.

Aku persembahkan penuh surat ini buat kakak. tapi sayang, tidak ada kotak pos atau jasa titipan kilat yang bertujuan ke Surga.

Titip salam buat Papa ya, kak.

Kalian berdua selalu ada dalam setiap do’aku.

Aku rindu. :’)

Jumat, 20 Januari 2012

SAHABAT PENA


Halo, apa kabar?

Semoga kamu tetap dalam perlindungan Allah.

Kamu ingat ‘kan kapan pertama kali kita berkenalan? semuanya terasa begitu singkat hingga akhirnya kita punya kesempatan untuk bertemu.

Iya, pertama kali kita bertemu di Pulau Seribu Pura, Dewata.

Beberapa malam kita lewati bersama, menyantap makan malam sambil menikmati angin pantai Kuta yang bercampur suara hantaman ombak.

Kita berbincang dari cerita A sampai Z, disana kamu mulai mengikat aku dengan pesonamu.

Aku selalu menikmati senyum manismu di setiap menit, karena sayang sekali bila terlewatkan beberapa detik.

Malam-malam itu terasa begitu cepat, sampai akhirnya kamu harus kembali pulang ke kotamu.

Sekarang, aku merindukan saat-saat kita bertemu lagi.

Hmm..

Maaf, tulisanku ini tidak semanis senyummu yang ku nikmati pada saat itu, tapi aku selalu mengirim rindu yang paling manis untukmu.

Semoga kita punya kesempatan untuk bertemu lagi. Mungkin di tempat berbeda.

Di keramaian Ibu Kota, aku akan menemuimu.

Selasa, 17 Januari 2012

Bali Hujan.

Di bali ini aku merantau buat adu nasib, bukan adu ayam, atau adu domba karena di Bali ga ada domba.
tapi kalau mau adu nasib, ga ada lawannya juga.

Aku ini kemana mana selalu sendiri,tadi di jalan liat pasangan cwe cwo boncengan dipeluk, kayaknya anget tuh. Sbenernya gampang sih kalo cuman buat nyari anget aja. Ga perlu dipeluk pacar, cukup pake mantel hujan aja. Tapi aku ga punya mantel. jadi cukup ngolesin balsem ke seluruh tubuh aja.

Udah sampe sini (ceritanya di restoran free wifi) masih juga sendiri. Duduk di meja sendirian, mungkin abis ngapdet blog ini, ada yg nemenin lah.

Karena kemana mana sendirian, aku suka sebel kalo makan di KFC, masa’ dateng-dateng pelayannya bilang “SELAMAT DATANG KAKAAAAK!!!, ada yang bisa dibantu? Mau pesan apa?” aku ini anak bungsu WOY! Kamu adikku dari keturunan mana? Dinasti mana? Dinasti feng? Ling? Kang? Apa kamu sodaraku dari Negara api waktu belum merdeka? Atau jangan-jangan dia adik yang tertukar (?) kan kalo ngomongnya “selamat malam sayaang, mau pesen apa?" gitu kan enak, tapi ga cowok juga kali yang ngomong ya. Mau jawab juga enak, “itu aku mau gorengan paket 3 ga usah isi cabe, petisnya banyakin.”

Hujan- hujan gini paling enak itu bakar sate. sekarang sudah banyak hewan hewan kecil yang disate, ada kambing, babi, kelinci, nanti ada sate cicak. eh tapi siapa juga yang mau makan sate cicak?
nah, waktu aku sama temen2 ngumpul, mau bakar sate kelinci, ada temenku yang dateng telat, dia bilang “sorry telat, di luar hujan angin, bro!” dimana-mana hujan itu ya air! Kalo hujan angin ga mungkin bisa basah gini!! Akhirnya terpaksa keringin baju di pembakaran sate.